Surabaya, NU Online
Setelah
bergelut dengan materi Metodologi Penelitian Islam Nusantara, 75 orang
dan terdiri dari para akademisi, pengkaji, peneliti Islam Nusantara
sepakat untuk membentuk Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara
(Aso-PPIN). Deklarasi ini disampaikan ketua Panitia, Kiai MN Harisudin,
dalam sambutan penutupannya.
bergelut dengan materi Metodologi Penelitian Islam Nusantara, 75 orang
dan terdiri dari para akademisi, pengkaji, peneliti Islam Nusantara
sepakat untuk membentuk Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara
(Aso-PPIN). Deklarasi ini disampaikan ketua Panitia, Kiai MN Harisudin,
dalam sambutan penutupannya.
Usai Pelatihan
Metodologi Penelitian Islam Nusantara asosiasi memiliki tiga tugas
utama. Pertama, menginformasikan berbagai hal tentang kajian dan
penelitian Islam Nusantara. Kedua, melakukan pelatihan metodologi Islam
Nusantara serupa di berbagai kota di Indonesia.
Metodologi Penelitian Islam Nusantara asosiasi memiliki tiga tugas
utama. Pertama, menginformasikan berbagai hal tentang kajian dan
penelitian Islam Nusantara. Kedua, melakukan pelatihan metodologi Islam
Nusantara serupa di berbagai kota di Indonesia.
“Ketiga, kalau ada lima sampai dengan 10 pelatihan, insyaallah, tak lama lagi, kita akan mengadakan Muktamar Pemikiran Islam Nusantara,” tegas Kiai MN Harisudin, Ahad (29/4).
Sebagaimana
diketahui, Pimpinan Wilayah Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr PWNU Jawa Timur
yang diketuai Gus Ahmad Najib AR melalui Divisi Riset dan Pengembangan
telah menyelenggarakan acara Pelatihan Metodologi Penelitian Islam
Nusantara pada Sabtu-Ahad, 28-29 April 2018 di Pondok Pesantren Kota
Alim Lam Mim Surabaya. Pondok Pesantren urban ini diasuh oleh KH Ahmad
Imam Mawardi. Pesantren ini berada sekitar 500 meter dari kantor PWNU
Jawa Timur atau Masjid al-Akbar Surabaya.
diketahui, Pimpinan Wilayah Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr PWNU Jawa Timur
yang diketuai Gus Ahmad Najib AR melalui Divisi Riset dan Pengembangan
telah menyelenggarakan acara Pelatihan Metodologi Penelitian Islam
Nusantara pada Sabtu-Ahad, 28-29 April 2018 di Pondok Pesantren Kota
Alim Lam Mim Surabaya. Pondok Pesantren urban ini diasuh oleh KH Ahmad
Imam Mawardi. Pesantren ini berada sekitar 500 meter dari kantor PWNU
Jawa Timur atau Masjid al-Akbar Surabaya.
Peserta
terdiri dari para akademisi, doktor, pegiat literasi, komunitas pegon,
aktivis Lembaga Ta’lif wan an-Nasyr NU, Lembaga Bahtsul Masail NU,
LPTNU, dan sebagainya mulai Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
NTB dan Bima. Acara ini juga mengundang narasumber seperti Zainul Milal
Bizawie (penulis buku Master Piece Islam Nusantara),
Ginanjar Sya’ban (Direktur Islam Nusantara Center Jakarta), KH. Ahmad
Imam Mawardi (Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya), Islah
Gusmian (Pakar Filologi) dan M Nida Fadlan (peneliti PPIM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta).
terdiri dari para akademisi, doktor, pegiat literasi, komunitas pegon,
aktivis Lembaga Ta’lif wan an-Nasyr NU, Lembaga Bahtsul Masail NU,
LPTNU, dan sebagainya mulai Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
NTB dan Bima. Acara ini juga mengundang narasumber seperti Zainul Milal
Bizawie (penulis buku Master Piece Islam Nusantara),
Ginanjar Sya’ban (Direktur Islam Nusantara Center Jakarta), KH. Ahmad
Imam Mawardi (Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya), Islah
Gusmian (Pakar Filologi) dan M Nida Fadlan (peneliti PPIM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta).
Dengan hadirnya
Aso-PPIN yang terinspirasi dari pasca-Muktamar NU Jombang 2015, para
generasi muda telah menyiapkan bahan-bahan Islam Nusantara, terutama
ketika para peneliti asing akan melakukan penelitian tentang Islam
Nusantara. Lebih jauh lagi, Aso-PPIN ini juga menyiapkan pondasi yang
kokoh secara isi dan metodologi bagi tegaknya khazanah Islam Nusantara
di negeri ini. (Sohibul Ulum/Kendi Setiawan)
Aso-PPIN yang terinspirasi dari pasca-Muktamar NU Jombang 2015, para
generasi muda telah menyiapkan bahan-bahan Islam Nusantara, terutama
ketika para peneliti asing akan melakukan penelitian tentang Islam
Nusantara. Lebih jauh lagi, Aso-PPIN ini juga menyiapkan pondasi yang
kokoh secara isi dan metodologi bagi tegaknya khazanah Islam Nusantara
di negeri ini. (Sohibul Ulum/Kendi Setiawan)